Jakarta (ANTARA). Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah telah menyiapkan skenario untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang dapat muncul pada 2023 akibat krisis global.
“Intinya tahun depan pemerintah juga menyiapkan skenario,” kata Moeldoko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dalam diskusi virtual capaian kerja pemerintah 2022 di Jakarta, Jumat, Moeldoko mengatakan langkah pemerintah tidak berubah untuk menghadapi krisis 2023. Seperti yang sering disampaikan Presiden Joko Widodo, lanjutnya, masyarakat Indonesia boleh optimis tapi harus tetap waspada.
“Apa artinya? Bahwa dalam krisis saat ini, Presiden terus menekankan pembangunan berkelanjutan di jalan, tetap fokus, tetap dalam RPJMN yang ditetapkan; namun dalam praktiknya masih ada ruang yang dinamis,” jelasnya.
Moeldoko juga meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan tekanan ekonomi global yang sedang berlangsung. Ia mencontohkan ketika pemerintah melakukan beberapa hal dalam memerangi pandemi COVID-19: memfokuskan kembali anggaran.
Jadi, menurut dia, jika perang masih berlangsung pada 2023 dan harga minyak kembali naik, maka Indonesia siap menghadapinya.
“Tekanan pandemi COVID-19 terhadap perekonomian kita selama dua tahun terakhir ini, secara total, lebih dari 1.000 triliun rupiah telah dialokasikan untuk ini. Biayanya sama dengan membangun dua ibu kota negara, tapi kami siap dengan kebijakan memfokuskan kembali anggaran,” kata Moeldoko.
Selama ini, lanjutnya, pandemi COVID-19 dan krisis geopolitik membawa tiga ancaman besar, yakni krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan global. Ia menegaskan, langkah pemerintah sangat efektif dalam mencegah ketiga krisis tersebut.
Menurut dia, untuk mencegah krisis pangan dan energi, pemerintah membangun berbagai infrastruktur untuk mendorong produksi pangan. Sementara itu, untuk menanggapi ancaman krisis keuangan, Presiden Jokowi beberapa kali telah memanggil para kepala daerah dan meminta pemerintah daerah untuk terlibat dalam masalah inflasi, kata Moeldoko.